Selatan Bersama Pagi
Sore itu kau dan kopimu. Dengan lirih mentari merendah dan lancang membagi waktu untukmu. Separuh kopi dari cangkir itu berpindah. Kau telan dengan khusu dan pahit. Lagi kau menengadah ke jendela. Jingga ku hadirkan untukmu . Selang beberapa lama, kau membuka aksara, berkata pelan dalam hati. "Hendak kah hamba merindu mesra dalam pagi tak pernah tua?" . Masih saja kau pandangi buku lusuh itu. Senada kau menyisip derai rambut ke sudut telinga lambai dan sudut bibir itu menyentuh hati. Catatan: Tuang Abuku di Sudut Kampus Selatan