Sains dan Seni : Diskriminasi Tersembunyi

Seni mampu menyokong seseorang agar mampu kreatif di dalam berbagai bidang. Seni merupakan alat pemersatu suatu perbedaan. Dan banyak hal lainnya yang di ungkapkan orang dan ahli mengenai seni dan fungsinya. Beberapa pendapat dari ahli dan pendidik  menyatakan sebuah pendapat bahwa seni dan sains berkaitan dengan erat. Namun apakah pendapat dari ahli mengenai seni dan sains itu benar adanya di dalam kehidupan nyata?

Kenyataan yang sering ditemui sangat berbeda dengan gambaran yang diberikan oleh para ahli tersebut di dalam dunia nyata. Seni di posisikan (maaf) sebagai sesuatu yang lebih rendah dari sains dan mendapatkan perlakuan yang tidak sama dari sains. Khususnya seni rupa, yang sangat terlihat di bedakan posisinya dan mendapat tanggapan-tanggapan negatif dari masyarakat yang di sebut masyarakat intelektual. Meskipun tidak terjadi secara universal, namun keadaan ini memang benar adanya di beberapa lingkungan.


Pemikiran mereka (pengagum sains yang naif )yang dangkal, bahkan kadang bisa disebut kolot membuat patokan sendiri bahwa posisi sosial di dalam lingkungan yang paling baik adalah mereka yang berkutat di dalam bidang sains. Sedangkan seni hanya sebuah kreatifitas biasa yang kadang tidak diperlukan. Beberapa dari mereka juga beranggapan bahwa orang - orang yang berkutat di dalam dunia seni khususnya seni rupa adalah kumpulan orang yang tidak mampu memenuhi mutu pendidikan yang baik (sains) dan lebih parahnya lagi mereka menghakimi orang-orang yang berkutat didunia seni rupa dengan sebutan bodoh, begundal, dan masih banyak hal negatif dan pandangan negatif kepada para perupa dan seni rupa itu sendiri.

 Menurut saya, seseorang yang benar-intelektual dan berpendidikan tidak akan menjatuhkan opini tanpa mengerti dan memahami objek yang di beri opini tersebut. Kecerdasan seseorang tidak dapat di ukur dengan kepintarannya terhadap sains saja. Mereka yang awam mungkin di maklumi dengan pemikiran yang demikian. Namun bagaimana masyarakat yang di sebut "berpendidikan" dan intelektual? Mungkin intelektualitas itu harus di pertimbangkan kembali.

Komentar

Postingan Populer